Kampanye Moral Relawan Gerakan Peduli

on Senin, 05 Maret 2012

Antara
Pasca menyambangi gedung kantor Gubernur Provinsi Sumsel, banyak informasi yang dapat kami rangkum dalam proses kelanjutan pengobatan Dimas. Bukan, Gubernur ataupun asisten Gubernur yang kami temui. Namun, 'hanyalah' kasubah Acara Provinsi Sumsel. Kendati demikian, informasi yang kami sampaikan melalui dialog dapat tersampaikan dengan baik. Terbukti dengan undangan audiensi relawan gerakan peduli Dimas dengan asisten II Provinsi Sumsel dan Kadinkes Provinsi Sumsel. 
Dering telepon bernomor pemerintah mengontak saya secara personal untuk menginformasikan jadwal audiensi kami dengan pemerintah. Jumat (2/3), pukul 09.00 WIB pagi dijatahkan kasubag Acara secara khusus kepada kami. Perbenturan jadwal kuliah membuat kami menolak audiensi pada hari itu. Walhasil, alternatif diberikan pada senin (5/3) pukul 14.00 WIB siang. Sesuai yang dijanjikan, jadwal audiensi kami akan dilakukan secara dilaogis dengan asisten II Provinsi Sumsel dan Kadinkes Provinsi Sumsel. 
Lantas, berita tersebut saya sampaikan kepada rekan-rekan relawan. Kak Dedek yang dituakan menjadi poros  rumusan kebijakan apa yang harus dilakukan. Mental aktifis dirinya langsung mengafirmasi tawaran saya untuk segera melakukan aksi. Dengan catatan, konsolidasi tim harus diupayakan. Agar supaya, kesepakatan bersama tetap terjalin dan tak ada polarisasi kebijakan. Karena, tim ini didirikan atas dasar kebersamaan maka dari itu segala bentuk kebutuhan yang terkait 'Dimas' harus dirapatkan.
Foto: Dok.GPD
Rentang beberapa hari dari tawaran audiensi pertama pada jumat lalu membuat saya sibuk menyibakkan diri mengurusi hal-hal yang berkenaan dengan tawaran audiensi untuk kedua kalinya. beberapa rekan relawan saya kontak demi kelancaran acara. Walhasil, dari puluhan relawan yang tergabung dalam gerakan peduli dimas hanya belasan orang yang muncul dan menampakkan batang hidungnya. 
Tak soal sebenanarnya kuantitas yang dibawa pada saat audiensi. Karena, niatan untuk dialogis jelas tak membutuhkan jumlah personal dalam jumlah besar. Yang terpenting, arah dan maksud tujuannya jelas. Informasi yang disampaikan dipahami secara positif. Dan, berkahir manis dengan diberangkatkannya Dimas ke Jakarta untuk melakukan penanganan medik.
Senin (5/3) pukul 08.00 WIB sebelum waktu audiensi dilakukan saya menyempatkan diri untuk hadir sesuai undangan teman-teman BEM Polsri untuk menyosialisasikan informasi mengenai Dimas di lingkungan Polsri. Ditemani Uni, berdua kami mengalami penundaan waktu yang begitu panjang lantaran menunggu teman-teman BEM Polsri untuk datang menjamu kami. Yang ada, kami hanya terdampar didepan Masjid Polsri sembari disengat nyamuk 'kebon' yang memang tumbuh subur di areal tersebut.
                                                                          ***

Kampanye = Aksi 
Foto : Dok.GPD
Entah sebuah kebetulan atau memang sudah digariskan Tuhan. Dengan armada yang minim, dan targetan pergerakan hanya sekedar aksi kemudian dirubah pada saat briefing tim GPD pra-audiensi. Kesepakatan yang diambil yakni menerima audiensi dan bila tidak menerima titik temu akan melakukan aksi ternyata dipangkas. Usulan kak Dedek untuk mensetting mekanisme audiensi dengan parade kampanye moral justru menjadi heboh. Lengkap dengan spanduk, toa khas orang berdemonstasi massa didoronong untuk bahu membahu merengkuh simpati warga pemrpov terhadap kampanye yang dilakukan.
Tak ada niatan untuk membuat pola audiensi tersebut menjadi heboh. Yang ada hanyalah niatan sekedar mencari simpati sebelum menakar mimpi memberangkatkan Dimas ke Jakarta. Tak tanggung-tanggung, Dimas dan Ibunya kami bawa menuju lokasi audiensi. Berselang 30 menit kemudian kami tiba di Pemrprov yang sudah ramai dengan kerumunan massa yang terdiri dari pejabat pemrov, Pol PP dan wartawan yang riuh akan kedatangan Dimas. Sebelumnya, deringan nada telepon dan vibrasi nada SMS masuk silih berganti tak ada hentinya. Rata-rata memberikan nada perintah untuk sesegera mungkin datang karena Alex Noerdin sebagai gubernur Sumsel menyambut langsung kedatangan tim Gerakan Peduli Dimas.
Sesampainya disana, saya lantas tak langsung menemui teman-teman yang lebih dahulu melakukan kampanye moral. Bergegas menurunkan Dimas dari mobil yang kami tumpangi membawa Dimas ke Pemrpov langsung disuruh masuk ke sebuah mobil Toyota Vios milik Kabag Dinkes Provinsi Sumsel. Ibu Elsi langsung menghantarkan kami menuju kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel yang berlokasi di komplek RS Moehammad Husin Palembang. Tak sempat saya melihat perjuangan kawan-kawan yang lebih dulu melakukan kampanye moral didepan Gubernur Provinsi Sumsel, Alex Noerdin. Namun, spirit mereka dapat saya jiwai lantaran saya menyadari nurani mereka yang begitu tulus membantu sesama. 
Foto : Dok. GPD
Sesampainya di Kantor Dinkes Provinsi Sumsel, saya, kak Dedek, kak Anshor (wartawan Antara Sumsel), Ibu Titin dan Dimas dijamu oleh beberapa perwakilan Dinkes Provinsi. Disana, kami langsung menengadahi maksud dan tujuan kedatangan kami. Hal tersebut langsung ditampik Ibu Eliz yang menegaskan proses pengaduan informasi kepada pemerintah jangan menggunakan jalan demonstrasi tapi cukup dengan komunikasi persuasif. 
Namun, kami beranggapan bahwa pemerintah perlu diberikan shock therapy agar memerhatikan warganya. Sudah banyak pengalaman yang kami lalui bila memercayai pemerintah. Namun, jangan salah paham bahwa kami ini bukanlah orang yang anti-govermental. Sungguh kami mendukung program pemerintah, namun kami menunggu realisasi program pemerintah seperti yang sudah dicanangkan.
Walhasil, kendati belum menemui titik terang mengenai keberangkatan Dimas ke Jakarta. Paling tidak, kami sudah mengantongi kartu truf Alex Noerdin yang menyatakan bahwa Dimas akan diberangkatkan ke Jakarta untuk mendapatkan rujukan pengobatan dari rumah sakit di Sumsel. Jika tidak direalisasikan, maka dengan mudah tim relawan akan mengendalikan isu-isu populis yang dikeluarkan oleh pemerintah. (*)

0 comments: