Terang saja, ibunya yang bekerja serampangan itu tak menjamin kelayakan kesehatan bagi Dimas. Hal itu justeru diperkuat dengan kondisi sang Ayah yang hanya sebagai seorang penjaga warnet. Kendati demikian, semangat hidup akan masa depan Dimas masih tertata rapi dalam bingkai dunia. Dimas punya secerca harapan untuk terus maju. Meskipun itu sulit.

Tak pelak, hal inilah yang mendorong sebagian mahasiswa untuk turut membantu Dimas dan keluarganya keluar dari kejamnya dunia yang meratapi jiwa manusia. Seiring harapan yang semakin menyeruak atas kesembuhan Dimas. Beberapa mahasiswa sempat mengkonsultasikannya ke dokter spesialis bedah. betapa terkejutnya, ketika dr.Roni SpSB menyebutkan dana yang mesti digelontorkan untuk operasi Dimas bisa mencapai Rp 100 Juta. Tentu nominal fantastis, yang mesti dirogoh dari kantong mahasiswa. akan tetapi hal tersebut tak menenggelamkan keinginan kami untuk membantu kesehatan Dimas. berbagai upaya ditempuh demi mengumpulkan dana dan Dimas segera diselematkan. Kondisi wajah Dimas yang nyaris seluruh wajahnya digelayuti tumor ganas menjadi penting untuk segera diselamatkan.
Mata kirinya nyaris tidak dapat melihat lagi lantaran ditutupi tumor tersebut. untuk makan atau minumpun, Dimas mesti melalui jalur kiri bibir kecilnya yang memang sudah cukup sulit untuk dibuka secara normal. sadar akan kondisi ini, kami pun menyegerakan publikasi yang meluas kepada masyarakat. Publikasi menggunakan jejaring sosial pun dilakukan. upaya menghubungi media lokal dan pemerintahan pun digalakkan. tak ayal, menampung segala dukungan pengguna jalan siap digulirkan demi mengumpulkan donasi bagi keselamatan Dimas. Mudah-mudahan, segala bentuk dukungan pihak terkait atas kondisi ini dapat menyemai nurani kita untuk sesegera mungkin membantu sesama.
Bantuan dari saudara-saudara sekalian bisa disalurkan melalui rekening BNI 0235051334 Atas nama Muh. Zainul Arifin, atau kontak kami di nomor telepon 085769159045 a.n Rendi Hariwijaya besar harapan kami teman-teman, dan saudara sekalian mau membantu kesembuhan anak ini.
0 comments:
Posting Komentar