Tidak ada sekolah yang mau menerimanya sebagai siswa di sekolah dasar. Tidak ada teman yang menemani hari-hari bocah yang hinggap dalam kesendirian. Dimas, bocah lugu berusia 7 tahun hingga kini harus rela terparkir dalam belenggu kesedihan yang mendera hidupnya. Lahir sudah dengan keadaan yang sakit. Dimas kecil harus tegar menghadapi cobaan hidup yang menghimpit keluarganya. Apa daya, ketiadaan uang untuk berobat Dimas hingga kini pun masih bergelayut dalam pikiran kedua orang tuanya.
Terang saja, ibunya yang bekerja serampangan itu tak menjamin kelayakan kesehatan bagi Dimas. Hal itu justeru diperkuat dengan kondisi sang Ayah yang hanya sebagai seorang penjaga warnet. Kendati demikian, semangat hidup akan masa depan Dimas masih tertata rapi dalam bingkai dunia. Dimas punya secerca harapan untuk terus maju. Meskipun itu sulit.
Bertinggal di kediaman elit di Komplek BSI didaerah Macan Lindungan. Dimas (7 Tahun) harus tabah menerima pil pahit takdir hidupnya dengan kondisi cacat. Tumor ganas yang menghinggapi wajahnya semenjak ia lahir (2005) hingga kini membesar tanpa ada indikasi medis lanjutan dari pihak terkait. Tetangga di wilayah BSI pun seolah bungkam. Belum pasti, apakah warga yang tinggal diwilayah tersebut memang tidak mengetahui keberadaan Dimas, atau bahkan tidak tahu menahu urusan yang tengah didera sebagian kecil tetangganya. Hidupnya terkucilkan, propaganda dunia mengkerdilkan dirinya hingga tak bisa berbuat apa-apa.
Tak pelak, hal inilah yang mendorong sebagian mahasiswa untuk turut membantu Dimas dan keluarganya keluar dari kejamnya dunia yang meratapi jiwa manusia. Seiring harapan yang semakin menyeruak atas kesembuhan Dimas. Beberapa mahasiswa sempat mengkonsultasikannya ke dokter spesialis bedah. betapa terkejutnya, ketika dr.Roni SpSB menyebutkan dana yang mesti digelontorkan untuk operasi Dimas bisa mencapai Rp 100 Juta. Tentu nominal fantastis, yang mesti dirogoh dari kantong mahasiswa. akan tetapi hal tersebut tak menenggelamkan keinginan kami untuk membantu kesehatan Dimas. berbagai upaya ditempuh demi mengumpulkan dana dan Dimas segera diselematkan. Kondisi wajah Dimas yang nyaris seluruh wajahnya digelayuti tumor ganas menjadi penting untuk segera diselamatkan.
Mata kirinya nyaris tidak dapat melihat lagi lantaran ditutupi tumor tersebut. untuk makan atau minumpun, Dimas mesti melalui jalur kiri bibir kecilnya yang memang sudah cukup sulit untuk dibuka secara normal. sadar akan kondisi ini, kami pun menyegerakan publikasi yang meluas kepada masyarakat. Publikasi menggunakan jejaring sosial pun dilakukan. upaya menghubungi media lokal dan pemerintahan pun digalakkan. tak ayal, menampung segala dukungan pengguna jalan siap digulirkan demi mengumpulkan donasi bagi keselamatan Dimas. Mudah-mudahan, segala bentuk dukungan pihak terkait atas kondisi ini dapat menyemai nurani kita untuk sesegera mungkin membantu sesama.
Bantuan dari saudara-saudara sekalian bisa disalurkan melalui rekening BNI 0235051334 Atas
nama Muh. Zainul Arifin, atau kontak kami di nomor telepon 085769159045 a.n Rendi Hariwijaya besar harapan kami teman-teman, dan saudara sekalian mau
membantu kesembuhan anak ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar