Bila anda sering menaiki bus mahasiswa melalui wilayah seputaran Cinde
menuju kampus Indralaya, anda pasti sudah tak asing lagi dengan
kehadiran sejumlah pengamen jalanan yang ‘menjual’ suaranya. Apalagi,
setiap harinya pengamen jalanan ini rutin dan bergantian posisi mengisi
bus-bus yang ditumpangi mahasiswa. Jadi, kehadiran mereka seolah menjadi
bumbu ditengah perjalanan yang akan menguras waktu dan tenaga.
Bila beruntung, anda akan menemukan atau bahkan mendapati pengamen
dengan kualitas ‘bintang lima’ namun seharga ‘kaki lima’. Bila ketiban
sial, terpaksa anda mendengarkan lantunan lagu yang diperdendangkan
pengamen anak-anak yang (maaf) mempunyai keterbatasan dalam hal tarik
suara. Bukan sebagai bentuk penistaan, namun hal tersebut adalah
ekspresi sebagai penikmat musik. Kehadiran sejumlah pengamen jalanan
sejati, yang memang benar-benar menggantungkan hidupnya sebagai pengamen
adalah sebagai representasi dari kedigdayaan Indonesia dalam memiliki
penyanyi-penyanyi bertalenta luar biasa.
Bahkan, sempat terlintas dalam benak pikiran. Bila saja ada salah
seorang pengamat music atau pemandu bakat rajin mengulik bakat-bakat
potensial dari musisi jalanan, saat ini pasti anda sudah menyaksikan
kesuksesan musisi jalanan didepan layar kaca televisi anda. Salah satu
contohnya adalah Aris. Penyanyi solo yang merupakan binaan acara pencari
bakat, Indonesian Idol tersebut adalah bukti nyata bahwa musisi jalanan
mampu bersaing di jagat industri musik nasional. Bakat dan kemampuan
olah vocal yang mumpuni plus karakter khas mereka yakni power suara yang
stabil, menjadi modal awal mereka menapaki terjalnya sebagai penyanyi
professional.
Ditempa dalam keadaan yang serba sulit, membuat mereka tahan banting
akan kerasnya persaingan industri musik Indonesia. Tak ayal, lantaran
kerja keras yang tak pantang menyerah membuat mereka mampu bertahan
ditengah terpaan badai yang tengah menimpa di kala popularitas mereka
tengah menaik.
Musisi jalanan mampu menjadi dahaga di tengah kekeringan industri musik
nasional yang rigid. Kehadiran mereka yang kerap memperdendangkan lagu
yang berlatar kritik social mampu menyedot perhatian sejumlah peminat
musik. Kekakuan industri musik dalam negeri mampu ditawar oleh desiran
nada yang dilantunkan oleh musisi jalanan.
Bagi pecinta musik, kehadiran musisi jalanan sontak membuat kehangatan
dan kenyamanan dalam menikmati musik menjadi lebih terasa. Sekali lagi,
kekakuan permusikan dalam negeri dapat diantisipasi lewat kehadiran
musisi jalanan yang kerap distreotipkan sebagai suara rakyat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar