Logo Nuklir |
Perihal apa? Untungnya saya pernah
mewawancarai Dr. Ferhat Aziz selaku ketua BATAN dalam sebuah even publik.
Menyoal tentang efektifitas dan efisiensi sumber energy baru ia pun akhirnya angkat
bicara. Dirinya mengaku bahwa saat ini pengembangan energi alternatif selain
panas bumi atau yang lazim disebut energi geothermal sudah sangat urgensi bagi
masyarakat Indonesia. Saat ini Indonesia memang dianugerahi sumber daya alam
(SDA) yang begitu melimpah. Termasuk, energi mineral. Menurut data WGC (World
Geothermal Conference) yang diselenggarakan di Bali pada 2010 silam, Indonesia
saat ini tengah menduduki posisi ketiga sebagai negara dengan cadangan energi
geothermal terbesar dengan potensi 28.000 Megawatt. Namun, kendati Indonesia
dikauruniai SDA yang begitu melimpah, tidak serta merta hal tersebut berimplikasi
positif terhadap semakin efisiennya negara ini dalam mengeksplorasi sumber
energi bagi kesejahteraan amsyarakat. Asumsi dasar menyebutkan bahwa kebutuhan
masyarakat akan energi yang dikoneversikan ke sumber energi listrik adalah
sebesar 100.000 Megawatt. Namun, yang hanya bisa dihasilkan oleh cadangan
energi panas bumi (Geothermal) di Indoensia hanya sebesar 10.000 Megawatt. Walhasil,
tinggal 90.000 Megawatt lagi yang mesti dieksplorasi.
Nah, salah satu caranya adalah
mengeksplorasi sumber galian energi baru yang bisa dijadikan pusat pengembangan
energi aletrnatif. Sumber energi tersebut adalah Nuklir. bila mendengar kata
Nuklir, yang terlintas dibenak kita adalah bahaya, kematian dan lain
sebagainya. Bukan tanpa alasan, pemberitaan media massa yang memberangus otak
masyarakat dengan ketakutan, kekalutuan nan luar biasa serta akibat yang
ditimbulkan berupa bahaya yang luar biasa menjadi salah satu contohnya. Selain itu,
pengembangan teknologi nuklir yang dilakukan oleh Chernobyl pada masa perang
dingin yang memakan korban hampir 60 orang semakin menambah paranoid masyarakat
bahwa nuklir dengan stereotipe "BERBAHAYA''. Betapa tidak, bila
pengembangan teknologi nuklir yang dimanifestasikan dengan pembangunan
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan komponen dan sistem pertahanan
berlapis. dijamin, gedung reaktor nuklir yang dijadikan sebagai pusat
eksplorasi tenaga nuklir bakal berjalan aman. Bahkan demi menjamin keamanan
dalam pengeksplorasian uranium yang menjadi bahan dasar sumber energy nuklir
sempat diskeneriokan sebuah pesawat yang dikemudikan dengan velositas yang
tinggi tak mampu menghancurkan gedung reaktor nuklir.
Sistem pertahanan berlapis ini
merupakan protipe dari progres pengembangan teknologi nuklir yang modern dan
futuristik. BATAN sebagai sebuah lembaga yang memiliki otoritas penuh dalam hal
optimalisasi sumber energi nuklir sempat mengkomparasikan bahwa paranoid
masyarakat akan radiasi yang dihasilkan dari ledakan reaktor nuklir di Jepang beberap
bulan lalu tidak sebesar ketakutan yang digembar-gemborkan masyarakat
Indonesia. padahal jelas sekali, reaktor nuklir di Jepang yang berjarak ribuan
mil dari Indonesia belum berdampak luas secara psikologis bagi masyarakat
Jepang. apalagi, komponen reaktor nuklir yang dikembangkan di Fukushima, Jepang
adalah produk teknologi lama yang hanya diperbaharui keselamatan dan
keamananya. Berbeda dengan Indonesia, Indonesia mengembangkan dan mencontohkan
prootipe reaktor nuklir yang canggih, modern, dan futuristik. Jadi jelaslah,
Jepang yang sempat dilanda bencana dahsyat yang sempat diwartakan media massa
dunia terkait ledakan beberapa reactor nuklirnya ternyata tidak separah yang
dibayangkan.
Dengan sistem pertahanan berlapis,
disusun secara sistematis mula dari dinding gedung reaktor berbahan dasar beton
yang telah diperkuat logam setebal 1 Meter, kemudian rangkaian batang baja
berdiameter 6 Cm sebagai protektif bejana pengungkung cungkup silinder baja
setebal 4 Cm. Dibagan dalam, terdapat dindng pelindung dengan sistem penguat
logam yang terbuat dari batang baja berdiameter 6 Cm dan diperkuat beton
setebal 1,5 Meter. Kemudian, perisai bilogis beton berlapis timbal yang
berbahan dasar beton setebal 1,2 Meter dan dilapisi beton baja dua sisi setebal
2,5 Cm. Selain itu, bejana reaktor dibuat dari baja berkekuatan tinggi setebal
10 sampai 20 cm ditambah elemen bakar, dinding pelapis dan dinding atas. Dengan
sistem pertahanan berlapis yang dikembangkan oleh BATAN sebagai energi
alternatif menghadapai tantangan global. Menurut ATOMOS (Media Informasi IPTEK
Nuklir) komponen-komponen reaktor nuklir harus memenuhi standar kualitas yang
tinggi dan dapat diandalkan, sehingga kemungkinan kegagalan komponen tersebut
sangat kecil, diantaranya : pompa-pompa, katup-katup, pemipaan, tangki,
instrumentasi dan kontrol.
Maka dari itu, BATAN kiranya perlu memberikan
edukasi dan sosialisasi bahwa nuklir itu tidak seberbahaya darI yang
diperkirakan. Apalagi, melihat kasus Jepang yang kebocoran gedung reaktor
nuklir yang tidak memakan satupun korban akibat radiasi yang dipancarkan dari
kebocoran reaktor nuklir. Selain itu pula, efek dari radiasi nuklir ini pun
tidak seberbahaya akibat yang ditImbulkan dari merokok. Secara stokastik, efek
yang ditimbulkan dari radiasi nuklir hanyalah kematian dari sel syaraf sensorik
seperti mengingat. Namun, memang secara deterministik efek yang dapat ditimbulkan
dari radiasi nuklir ini bisa berupa kanker dsb. Namun, tetap saja efek radiasi
nuklir ini tidak seberbahaya dari racun yang diendap dalam sebatang rokok.
Selain itu, optimasi pemanfaatan
sumber energi nuklir pun tidak hanya sebatas pembangkit listrik. Namun, secara
parsial tujuan dari pembangunan IPTEK nuklir ini adalah memberikan dukungan
nyata untuk pembangunan nasional. Pembangunan litbangyasa IPTEK nuklir
diarahkan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapkan masyarakat dan
pembangunan.
Konkritisasi dari pembangunan IPTEK
nuklir ini pun tak hanya terbatas pada sektor energi kelistrikan saja,
melainkan bisa bermanfaat pula pada pengembangan bdang pertanian dan
peternakan, bidang energi tentunya, bidang teknologi informasi dan komunikasi
beserta bidang kesehatan dan obat-obatan. contoh beberapa produk pertanian dan
peternakan hasil penelitian BATAN menggunakan teknik nuklir seperti ; padi,
kedelai, kapas, suplemen pakan ternak dan pengawet bahan makanan. bibit unggul,
pupuk hayati dan tanaman lorong teknologi serangga mandul, pengawetan bahan
pangan, teknologi suplemen pakan ternak ruminansia, teknologi reproduks ternak,
koksivet supra'95 adalah hasil riset BATAN dengan metoda teknik kenuklran
sebagai optimasi sumber energi nuklir yang bertujuan untuk damai. di bidang
kesehatan, renografm pesawat sinar-X, thyroid uptake, brachetherapy, perlatan
proteksi radiasi, KY radiofarmatika dan sediaan senyawa bertanda, jaringan
bilogi steril, protokol pemeriksaan dalam kedokteran nuklir. Itulah sederet
hasil riset dan pengembangan BATAN terhadap nuklir.
Dalam perspektif lingkungan hidup
pun, eksplorasi nuklirpun tidak sekotor gas buang yang dihasilkan oleh Batu
Bara ataupun geothermal lainnya sebagai pusat eksplorasi sumber energi. bahkan,
Dr. Ferhat Aziz pun mengakui bahkan gas buang yang dihasilkan dari sisa
pembakaran uranium sebagai bahan bakar sumber energi nuklir pun hanya sebesar 0
%. artinya, sama sekali tdak ada gas buang yang dihasilkan oleh nuklir ini.
bahkan, dinegara-negara maju seperti Spanyol, AS, Cina pusat eksplorasi nuklir
pun seringkali dijadikan tempat wisata. di Spanyol, reaktor nuklir berdekatan
dengan wisata pantai di Spanyol yang sangat terkenal. ini membuktkan betapa
otimasi tenaga nuklr ini memang cukup aman.
Lantas, siapkah Indonesia
mengeksplorasi nuklir ini dengan tepat guna ?
Sebenarnya, pembangunan reaktor
nuklir ini sudah cukup lama dikembangkan. Hal ini terbukti dengan disusunya
peraturan pemerintah No. 65 Tahun 1958 yang membentuk dewan tenaga atom dan
lembaga tenaga atom pada tahun 1950-an. Secara kualitas, SDM Indonesia sudah
cukup mampu terbukti dengan didirikannya beberapa reaktor nuklir di Pulau Jawa
yang merupakan karya anak bangsa. Yang menjadi persoalan adalah, kesigapan
pemimpin negara untuk responsif dan berpikir secara visioner betapa optimasi
dan alternasi sumber energi begitu urgensi bagi masyarakat Indonesia. Selama ini,
sumber energi yang digunakan Indonesia masih terpaku pada pembangkit energi
tenaga air (darat), angin, geothermal. dan sebagai alternasi, nuklir dan surya
adalah kedua sumber energi yang paling potensial untuk dikembangkan. Tinggal bagaimana,
pengembangan IPTEK yang sesuai perkembangan zaman kendati riset dan pengembangannya
dilakukan sekarang (2011) namun mekanisme, komponen dan instalasinya paling
tidak harus relevan dengan puluhan tahun kemudian. Hal ini setidaknya akan
membuat diversifikasi dan koversi sumber energi, efisiensi harga listrik,
ketahanan energi nasional, lingkungan hidup dan penerapan teknologi. Jadi,
jangan lagi berpikir paranoid bahwa nuklir ini dijadikan sebagai alat/senjata
pemusnah massal seperti yang dikembangkan oleh Iran dan Korea Utara. Nuklir yang
dikembangkan oleh Indonesia, Ukraina, Cina, Rusia, dan yang lainnya adalah
pemanfaat nuklir dengan misi damai.
Demi pemerataan pembangunan pun setelah
Jawa, BATAN menargetkan pengembangan IPTEK nuklir ini akan coba dikembangkan di
Bangka agar suplai energinya bisa disebarkan ke Sumatera dan Jawa. Selain itu,
diharapkan kedepan dengan semakin berkembangnya IPTEK pemanfaat nuklir tidak
hanya sebatas yang disebutkan diatas, pemikiran futuristik dengan konsep dan
mekanisme yang efisien akan mampu memoderasi iptek nuklr menjad bahan bakar
kendaraan bermotor yang 0 % gas buang. Tak hanya itu, pengembangan secara
berkala paling tidak dirasakan hampir ke seluruh penjuru negeri. Dengan
demikian, kekisruhan akan sentralisasi pembangunan perlahan dikentaskan dengan
pengembangan IPTEK dan pembangunan nasional secara berkala ke penjuru negeri.
Semoga.
0 comments:
Posting Komentar