Menghadirkan dua narasumber
inspiratif, Iwan Setyawan dan Wahyu Aditya Kick
Andy versi citizenship ini tetap
atraktif sekalipun riuh suara yang menggaduhi auditroum Unsri Indralaya
menggema. disela-sela tugasnya menjadi “tukang tanya” dalam acara tersebut
tampak kekhasan Andy F Noya yang kelahiran Papua ini mampu mengocok perut
audiens dengan banyolan yang ia kreasikan sendiri. berbekal pengalaman
sehari-hari, ia mampu membuat sebuah peristiwa hidup yang biasa-biasa saja
menjadi satu bentuk kelucuan yang mampu mengundang tawa. Terang saja, Andy F
Noya kenyang pengalaman. Hidup susah semasa kecil mampu menginspirasi dirinya
sendiri hingga berkiprah di ranah jurnalistik sebagai pemimpin redaksi Metro TV
dan Media Indonesia.
Bercerita tentang pengalaman
hidupnya, Andy F Noya yang dilahirkan dari kelaurga sederhana tidak main-main
dengan pencapaian yang ia rengkuh hingga saat ini. tekadnya untuk melanjutkan
sekolah di Jakarta tak berbuah manis seperti yang diharapkan. Mengawali jenjang
pendidikan di sekolah teknik (ST) setingkat SMP di Jakarta, pendidikan ia
lanjutkan ditingkat STM. Namun, seperti diungkapkanya kepada audiens Andy
sempat mengalami dilemma ketika menghadapi realita hidup yang berada
dipersimpangan jalan. Antara realitas dan semuitas. Ikut alur atau menelusuri
lentera jiwa. Hobinya yang cenderung ke dunia sastra semasa mengenyam
pendidikan di STM membuat ia benar-benar menghadapi dilemma yang sangat
kentara. Lagi-lagi untung, pasca menyelesaikan STM ia mendapatkan kans untuk
melanjutkan di perguruan tinggi di Sekolah Publisistik. Bak habis gelap
terbitlah terang mahakarya Raden Ajeng Kartini, Andy F Noya menemukan jalannya.
Persolan dana yang sofestikatif membuat ia menyelesaikan studinya lebih awal
alias drop out.
Bermuara dari sekelumit polemic
yang mewarnai hidupnya, ditabuhlah gendering acara off air Kick Andy di Unsri ini dengan mengusung tema “Lentera Jiwa”.
Sebuah tema yang mengundang pesona inspiratif bagi pendengarnya agar dapat
memilih jalur hidup yang hakiki ketimbang memilih alur hidup yang senada
seperti kebanyakan orang.
Sedikit bercerita, pemilihan tema
lentera jiwa ini dimaksudkan bagi kawula muda agar dapat memilih jalan hidupnya
dengan penghitungan matang. Tidak hanya sekedar “ikut-ikutan” atau karena teman
dan lain sebagainya. Melainkan, pilihan hidup yang harus ditentukan harus
sesuai dengan sanubari yang tertanam dalam kalbu.
Tak ayal, hal ini menggugah Iwan
Setyawan. Melakoni pekerjaan lama di negeri Paman Sam membuatnya geram dan
ingin kembali ke negeri tempat ia dimana dilahirkan. Pria alumnus Institut
Teknologi Bandung bahkan melontarkan satu perangai yang membuat ia sangat
apresiatif dengan pemuda yang kreatif dalam membangun bangsa. Terlahir dari
sebuah keluarga kecil yang sederhana, Iwan Setyawan bertekad untuk menjadi
lebih baik dari sang Bapak yang kala itu masih banting tulang dengan mobil
angkot setia yang menemani saban hari mencari nafkah.
Iwan
Setyawan lantas menemukan lentera jiwanya dan berkarir dengan matang di negeri
John F Kennedy tersebut. namun, hal tersebut tetap tak membuatnya bangga dan
puas hati. Ia tetap mawas diri dan menyatakan keinginanya yang kuat untuk
kembali ke tanah air. Rasa rindu yang mendalam dan kecintaanya terhadap
Indonesia ia putuskan, setelah Sembilan tahun mengais rezeki ditanah orang, ia
kembali ke Indonesia.
Di
Indonesia ia tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada kawula muda yang
akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa untuk terus kreatif dan memilih
pilihan hidup sesuai dengan lentera jiwa yang tertanam dalam sanubari. Tak
pelak, kegiatan off air Kick Andy di
Unsri ini pun adalah rangkaian panjang komitmen dirinya untuk terus berbagi
pengalaman kepada generasi muda.
Tak
hanya itu, tokoh muda yang penuh inspirasi turut pula dihadirkan dalam
pagelaran akbar yang dihelat atas kerja sama pihak Metro TV dan BEM Unsri ini.
penampilan nyentrik lengkap dengan kostum kospley ala Star Wars sempat mencuri
perhatian dengan mengundang tawa 4000-an audiens yang memadati auditorium Unsri
Indralaya. Tak ayal, rasa penasaran siapa sosok dibalik kostum aneh yang datang
menyapa ribuan audiens tersebut melintas. Dialah, Wahyu Aditya animator muda
yang lama malang melintang dalam dunia desain grafis nasional. Bergelut dengan
dunia animasi mampu membuatnya keliling dunia. Hanya bermodalkan sebuah pensil
dan selembar kertas mampu ia sulap menjadi karya spektakuler yang mengundang
decak kagum bagi setiap insan yang melihatnya.
Sempat
pula ia presentasikan beberapa karyanya yang telah mendapat respons positif
dari berbagai instansi ini. berkat bakat dan kemampuannya, sejumlah instansi
pemerintahan bahkan menggunakan jasanya dalam mendesain logo futuristik nan
elegan bagi penggunanya. Satu lagi, sosok muda kreatif yang dapat dijadikan
panutan. Semua itu dilakukan lantaran dirinya mengikuti lentera jiwanya yang
memang kental dengan dunia animasi. Bergelut didunia yang dijadikan sebagai
sumber mata pencaharian utama memang tak banyak dijamah oleh kebanyakan orang.
Tekad dirinya untuk ‘berbeda’ dari kebanyakan orang membawanya hingga
kesuksesan yang ia dapat sekarang ini. bahkan, bermula dari kesenangan semata
kemudian digeluti secara serius, Wadit begitu ia kerap disapa mendirikan
sekolah animasi bagi peminat yang ingin mendalami dunia animasi.
Kendati
meski terhalang oleh instalator listrik auditorium yang sudah termakan zaman,
tetap tak mengurangi antusias mahasiswa untuk tetap serius duduk dibangku
masing-masing mendengarkan pengalaman inspiratif yang kedua narasumber
sampaikan. selepas paparan yang disampaikan oleh kedua narasumber berikan, Andy
F Noya yang memang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa sejak awal langsung
dikerubuti sembari curi-curi foto berdua dengan sang bintang. Penta Boyz grup
akapela menutup manis pagelaran inspiratif dengan dendang lagu diiringi dengan
instrument suara mulut alias akapela. Kejarlah lentera jiwamu.
0 comments:
Posting Komentar