Bandar Lampung-Media Sriwijaya
Berselang beberapa hari semenjak perhelatan perdana PMWS 2011, Unila
rangkai gagasan dalam membentuk aliansi pers mahasiswa. diawali dengan
diskusi persma pertama yang dilangsungkan pada minggu (16/10) malam,
Unila mencoba mengurai konsep dalam memersatukan persma se-Sumatera.
Namun, niatan baik Teknokra Unila yang dikemas satu paket dalam even
pelatihan manajemen web se-Sumatera tersebut ditanggapi beragama oleh
peserta. Hampir kesemua peserta sebetulnya menyatakan setuju untuk
bergabung dalam sebuah wadah pemersatu persma se-Sumatera. Namun, Yosa
(AklamasI) menyatakan ketidak sanggupan dirinya untuk turut bergabung
dalam wadah pemersatu persma se-Sumatera lantaran dirinya mengakui bahwa
ia tidak mempunyai wewenang dalam mengambil keputusan dan sikap. Selain
itu, dirinya juga berkeberatan bilamana kegiatan PMWS 2011 ini
dirangkai dalam satu agenda dengan pembentukan wadah pemersatu persma.
“kami setuju gabung ini (APM, red) namun tidak untuk sekarang.”ujarnya
disela-sela diskusi
Tak hanya itu, Yosa turut pula menyatakan sikap bahwa Fopersma (Forum
Pers Mahasiswa) adalah badan tertinggi aliansi pers mahasiswa di Riau.
Sebagai bagian didalamnya, dirinya sangat tidak berhak untuk mengambil
sikap dalam menentukan bergabungnya Aklamasi dalam wadah pemersatu
persma se-Sumatera. Senada dengan Yosa, Hidayat utusan dari LPM Bahana
Mahasiswa Universitas Riau turut pula menyatakan sikap untuk tidak
bergabung dengan wadah pemersatu pers mahasiswa. pihak tuan rumah
(Teknokra Unila, red) telah memberika tenggat waktu selama dua hari bagi
kedua utusan persma asal Riau tersebut untuk mengonfirmasi Pemimpin
Umum (Pemum) masing-masing. Namun, berdasarkan pengakuan dari keduanya
pada saat diskusi, keduanya tetap menolak untuk bergabung dengan wadah
pemersatu pers mahasiswa se-Sumatera. Mereka beralasan, wadah pemersatu
pers mahasiswa se-Sumatera ini harus dibahas secara terpisah dengan even
PMWS.
Berbeda dengan tuan rumah, Teknokra menyatakan bahwa ketidak ikut
sertaan keduanya bukan menjadi batu sandungan bagi wadah pemersatu
persma kedepannya. Produk yang dihasilkan berupa portal web bagi wadah
pemersatu persma se-Sumatera ini sangat terbuka bagi lembaga persma
Sumatera manapun yang menyatakan sikap untuk turut bergabung.
Berdasarkan hasil kesepakatan diskusi hari terakhir Kamis (20/10) malam,
tercapailah konsesi berupa pemilihan nama bagi wadah pemersatu persma
se-Sumatera. Ada lima nama yang dijadikan sebagai rujukan peserta
diskusi dalam memilih nama terbaik bagi insan persma se-Sumatera. Usulan
yang diajukan Rahman utusan dari Media Sriwijaya mendapatkan persentase
tertinggi dengan Sembilan suara dengan nama Komunitas Pers Mahasiswa
Sumatera (KPMS). Disusul PPMS(Perhimpunan Persma Sumatera), APMS
(Aliansi Persma Sumatera) dengan tiga suara dan Hipermatra (Himpunan
Persma Sumatera) serta NPMS (Nongkrong Persma Sumatera) masing-masing
satu suara.
Selain itu, ditetapkan pula koordinator web portal KPMS atas nama Kairul
Mubarak dari LPM Detak Universitas Syiah Kuala, Aceh. Tak kurang, 16
perwakilan dari masing-masing LPM ikut menandatangani deklarasi
pembentukan KPMS. Adapun 16 perwakilan LPM yang menanda tangani
deklarasi tersebut, Teguh Suprayitno (LPM Patriotik Unbari), Khairul
Mubarak (LPM Detak Unsyiah), Rafina (Persma Kreatif Unimed), Tian (LPM
Teropong UMSU), Rendi Hariwijaya (LPM Media Sriwijaya FH Unsri), Jefry
Rajif (SKK Ganto UNP), Janhari (LPM Gelora Sriwijaya Unsri), Yogi (LPM
UMP), Suparmanto (LPM Ukhuwah IAIN Raden Fatah), Endri (UKM Pers Sukma
Polinela), Sugiyanto (Kronika STAIN Ruwa Jurai), Yunia (LPM Trotoar
Unja), dan Arjuna (Suara Kampus IAIN Imam Bonjol Padang).
Dengan dibentuknya KPMS, dua peserta asal Bahana dan Aklamasi tetap
konsisten dengan pernyataannya untuk tidak turut bergabung. (Rendi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar