bukan
tanpa alasan, keberadaan sejumlah pasar, daerah aliran sungai dan lokasi-lokasi
peruntukkan umum lainnya kerap kali mengalami disalih fungsi. ambil contoh
paling jomplang mengenai perbedaan peruntukkan daerah aliran sungai di wilayah
ulu dan ilir.meskipun secara umum, daerah aliran sungai di wilayah Palembang
mengalami pergeseran ekosistem dan dijadkan sebagai tempat pembuangan sampah
akhir yang paling mutakhir, lantaran sekali buang langsung hilang. namun,
perbedaan paling jomplang terletak pada tata kelola daerah aliran sungai di
kedua wilayah ini. bila di wilayah ilir, masih banyak DAS yang lumayan bersih
dan dikategorikan layak, berbeda halnya dengan ulu. hampir 90% DAS diwilayah
ini menjadi TPA paling canggih.
efeknya,
kualitas sungai menurun, bahkan menimbulkan bau yang tak sedap dan tak
layak dipandang mata. bukan tanpa alasan, bila beberapa pekan terakhir pemkot
mengeluhkan disiplin masyarakat untuk sadar bahwa sungai bukan tempat
pembuangan sampah. sungai tempat dimana kita menggantungkan kehidupan. dengan
adanya sungai, suplai air secara merata bisa kita dapatkan.untuk warga
Palembang, dimana lagi selain sungai musi sebagai sumber utama air yang mereka
minum sehari-hari.
memang
ada bantuan teknologi yang mampu memfiltrasi kotoran yang terkandung dalam air.
namun, bila kadarnya terlalu tinggi. tentu bantuan teknologi tidak serta merta
bisa digunakan secara utuh. dampaknya, masyarakat Palembang tidak bisa
mengonsumsi air bersih. baik untuk MCK ataupun kebutuhan primer lainnya.
ujung-ujungnya pemerintah yang dipersalahkan. padahal, kelakuan dan disiplin
warga sendiri yang kerap menjadi ‘donatur’ buruknya kualitas air sungai di
Palembang.
Palembang
yang dikenal sebagai negeri sembilan sungai kini bergeser menjadi negeri satu
sungai. jelas, hingga kini hanya sungai musi yang menjadi satu-satunya sungai
yang dijadikan sebagai sumber air bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat
Palembang. loh, kan ada sungai ogan ? setali tiga uang. sungai tersebut justru
malah penuh dengan kotoran. padatnya pemukiman pinggiran sungai yang kerap
menjadikan sungai sebagai pusat kegiatan MCK setiap kepala keluarga lambat laun
berujung pada semakin polutifnya sungai tersebut dengan beragam jenis bakteri
dan jamur yang sulit untuk dimatikan.
sudah
saatnya kita menyayangi sungai kita. lantaran disanalah kita hidup. tanpa air ?
bagaimana kita bisa hidup bila tanpa air didepan gelas yang saban hari kita
gunakan untuk minum. sebelum ikan betok dan kroni-kroninya mengguat kelak
diakhirat, mari kita wujudkan solidaritas antar sesama makhluk hidup yang
memegang hak dan meneguhkan kewajiban sebagai khalifah di muka bumi.
0 comments:
Posting Komentar