Negeri Kaya(k) Sampah

on Selasa, 21 Februari 2012
Buang Koruptor Pada Tempatnya (Penjara)
Pernah mendengar berita yang memberitakan kondisi pengelolaan sampah di negeri ini ? Terakhir, Pewartaan media mainstream terkait dengan kondisi persampahan di negeri ini diliput oleh stasiun televisi, TV One. Seperti biasa, sebagai TV berita, TV One  memberikan pola kritis yang konstruktif terhadap sajian berita yang ditampilkan. Namun, terkadang kaedah jurnalistik yang berlaku umum kerap kali diabaikan dalam proses pemublikasian otentifikasi data sebelum diterbitkan. Sebagai contoh terakhir adalah menyoal kondisi persampahan di Indonesia.
Menilik masalah persampahan di Indonesia, sudah semestinya hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia untuk menangani kasus pengelolaan sampah. TV One menyebutkan, sampah yang dihasilkan oleh Ibu Kota bisa mencapai 6000 Ton per harinya!. Tentu hal ini menjadi riskan, ditengah banyak kota yang beramai-ramai bersaing memprebutkan Piala Adipura sebagai kota terbersih, namun menjadi ironis lantaran kebersihan kota hanya ditinjau dari beberapa titik. Tidak komprehensif. 
Terkadang, terlintas dalam benak pikiran pentas bersih-bersihan tersebut hanya sekedar formalitas yang penuh dengan unsur manipulatif. Palembang, dalam beberapa tahun menjadi bahan perbincangan lantaran grafik indeks perkotaan modern mengalami peningkatan. Konkritnya, Palembang menyabet gelar Piala Adipura sebagai kota terbersih di Indonesia. 
Namun, bila hal tersebut ditelaah dalam kajian empirik, tentu sangat kontras dengan realitas di lapangan. Seolah menjadi dalih, wacana kota terbersih yang didengung-dengungkan hanyalah servis politis dalam meneggelamkan sisi kelam kota Palembang.
Kota Palembang yang beranjak metropolitan tentu menghadapi arus deras globalisasi yang menghanyutkan nilai-nilai dan norma hukum adat yang berlangsung dalam tempo yang cukup lama. Komposisi ini justru makin diperparah dengan edukasi moral yang makin minim diajarkan di tingkat sekolah-sekolah. Menjadi ironis, sebagai kota yang berbudaya Palembang justru menjadi kota yang berbahaya. Pesatnya perkembangan ekonomi di sejumlah kota di Indonesia, yang ditandai dengan berdirinya kondiminium megah justru menjadi penyumbang penghasil sampah terbesar. Pernah anda menonton informasi promosi riil estate yang biasa disiarkan di Metro TV. Seperti biasa, developer jelas menyodorkan keuntungan yang dapat didapat ketika membeli salah satu tipe/cluster yang ditawarkan. Banyak program yang ditawarkan, seperti halnya One Stop Living Concept, Water Treatment, Free Access, Bebas Banjir, Bebas Macet dll. Semua dibeberkan dalam rangka promosi rutin yang dilakukan perusahaan pengembang. Memang, sepintas apa yang ditawarkan mereka seolah menjadi lokasi hunian nyaman bagi keluarga. Semua lengkap, mau RS standar Internasional ada, mau akses ke Bandara cepat, mau belanja tinggal jalan. Namun, satu hal yang menjadi ironis adalah pasca pendirian real estate itu sendiri lantas mau dibawa kemana limbah yang dihasilkan oleh super blok nan megah menjulang tinggi mencakar langit tersebut? Wajar bila Jakarta langganan banjir lantaran semakin sempit revitalisasi lahan lantaran alih fungsi lahan yang menjadi pusat bisnis dan investasi. Limbah dan sampah yang dihasilkan dari super blok tersebut justru mengalir ke perumahan-perumahan penduduk disekitar areal super blok.
Tak hanya bergelayut dalam persoalan sampah yang dihasilkan oleh manusia, dibalik itu negeri ini seolah menjadi kaya akan manusia seperti sampah. Yang kotor, tidak bermoral, pendusta dan hanya menjadi kerugian bagi kebanyakan orang. Saban hari, kita menyaksikan berita yang memberitakan kasus korupsi. Triliunan milyar uang negera dirugikan oleh ulah koruptor. Namun apa? koruptor masih tetap gagah dengan dandanan necis plus senyum manis yang mampir ke kamera wartawan. Sembari melambai-lambaikan tangan meminta dukungan tanpa pernah merasa "diri ini penuh dosa" ?. Apa harus, Tuhan mengirimkan azab seperti halnya kaum Nabi Luth dan membinasakan satu generasi yang dipangkas oleh air bah dan digantikan tunas-tunas baru yang memberikan harapan cerah untuk berpikir lebih jernih dan bersih. Negeri ini memang kaya(k) sampah.

0 comments: