Konvergensi Beasiswa dan Hedonisme

on Sabtu, 31 Desember 2011
Gettyimages
Kehadiran sejumlah program pelaksanaan terpadu dari perusahaan-perusahaan multi nasional setidaknya membantu dalam program pengembangan sumber daya manusia lokal, utamanya mahasiswa. tak heran, melalui program Coprorate Social Responsibility (CSR) perusahaan mengembangkan sayap dan melirik kampus dalam memenuhi tanggung jawab sosial. banyak perusahaan multi nasional yang beroperasi dan berbasis di Indonesia membagikan beasiswa kepada mahasiswa. rasio yang diberikan jelas berbeda dengan beasiswa sekolah di luar negeri yang terhitung jor-joran. penyaluran dana efektif mahasiswa berupa beasiswa penginkatan prestasi dialokasikan secara terbatas. lazimnya tak melewati angka 3 jutaan per tahunnya.

Upaya menghibahkan sejumlah uang tentunya bertujuan untuk mencoba mengembangkan daya finansial mahasiswa dalam menjangkau sejumlah persediaan materil bagi terciptanya insan yang kredibel. mahasiswa diharapkan dan diarahkan dalam program pengembangan wawasan intelektual lewat beasiswa. seperti halnya dalam mencari sumber refrensi literatur yang dapat dijadikan rujukan penerima beasiswa dalam program pengembangan wawasan intelektual.

Sejumlah perusahaan bahkan eksis dalam mencoba menyalurkan program beasiswa peningkatan prestasi akademik mahasiswa. institusi perguruan tinggi tempat mahasiswa bernaung pun turut pula memberikan sejumlah beasiswa bagi mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan. Sebagai contoh paling aktual, Universitas Sriwijaya. institusi perguruan tinggi negeri terbesar di kawasan Sumatera Selatan ini memberikan beragam penyaluran program beasiswa bagi mahasiswa. (lihat : Beasiswa Unsri). bagi calon mahasiswa saja, sudah disediakan beragam beasiswa dalam menempuh pendidikan di Unsri. I-MHERE, PPA, BBM, BUMN, dsb merupakan wujud dari pelaksana teknis insititusi pendidikan dalam menggembleng insan akademis yang benar-benar memiliki kredibilitas tinggi.

Tak hanya itu, sejumlah tawaran magang kerja/double degree dengan sejumlah universitas lokal papan atas dan luar negeri turut pula disediakan. Semua itu bertujuan untuk mensejajarkan mahasiswa Unsri menjadi lebih kompetitif dalam kompetisi global. Yang tentunya, hal tersebut merupakan satu kesatuan sistem yang termaktub dalam Tri Dharma perguruan tinggi. konkritisasinya, sebagai upaya peningkatan mutu kualitas institusi perguruan tinggi (lihat : Akreditasi Nasional).

kendati demikian, isu hangat yang beredar dalam dunia institusi pendidikan konvergen dengan sejumlah kebiasaan hedonis mahasiswa dalam mendaya gunakan sejumlah uang yang diterima lewat program beasiswa. sudah banyak ditemukan indikasi pelanggaran perjanjian hitam diatas putih mahasiswa penerima beasiswa dengan kenyataan dilapangan. secara yuridik, tak ada ketentuan yang menyatakan tindakan mahasiswa dalam mempergunakan sejumlah uang yang diterima melalui program beasiswa. tidak ada sanksi administratif, akademik, apalagi pidana yang meregulasi aturan yang secara khusus menghukum mahasiswa menyalahgunakan uang program beasiswa. namun, tanggung jawab dan beban moril yang diemban seharusnya dapat dikontemplasikan segenap mahasiswa agar supaya uang tersebut memang dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan serbijak-bijaknya. 

seringkali mendengar temuan kabar miring yang secara spontan mengafirmasikan asumsi saya diatas. banyak mahasiswa dengan santai merincikan sejumlah program yang memuaskan hasrat pribadi penerima beasiswa. tak ada kaitannya dengan pengembangan wawasan intelektual. alih-alih malah mempergunakan uang beasiswa untuk membeli buku/koleksi refrensi yang aktual, malah dipergunakan untuk menyalurkan naluri hedonisme yang semakin instingstual. bak kehausan, uang program beasiswa dilalap habis yang masuk ke rekening penerima beasiswa. bahkan, saking seringnya mengambil uang secara penuh dari alokasi dana beasiswa yang mengucur ke kantong mahasiswa, sub-kemahasiswaan rektorat Unsri seringkali mendapati keluhan mahasiswa yang mengganti nomor rekening lantaran rekening lama yang dipergunakan sebagai transit uang beasiswa menuju kantong pribadi mahasiswa ditarik seluruhnya (baca : penarikan seluruh jumlah uang beasiswa). sehingga, hal itu berimplikasi pada tutup bukunya rekening atas nama penerima yang lama tak disentuh lantaran ketika uang pencairan beasiswa langsung ditarik dan saldo menjadi nol.

sembari melirik kesusah payahan dan jerih memeras keringat saudara-saudara kita yang banting tulang mencari uang Rp 10.000,-. seharusnya kita dapat lebih bijaksana dan merenungkan betapa susahnya mencari uang di bumi Allah. Betapa berartinya uang puluhan ribu bagi saudara-suadara kita yang hingga kini tengah berjuang melawan kerasnya rimba jalanan yang saban hari sewaktu-waktu dapat merenggut keselamatan jiwa mereka. berkeluh kesah merintih nasib orang lain tentu memilik makna dalam ketika aksi nyata dilakukan. berniat untuk membantu sesama pun sudah mendapatkan nilai dimata Allah. bukankah, Allah maha mengetahui hati-hati seseorang ? beasiswa oh beasiswa .. 

Puslitbang Lembaga Pers Mahasiswa Media Sriwijaya




0 comments: